Nama Lengkap
Nama lengkap beliau adalah Imaduddin Abul Fida' Isma'il ibn Umar ibn Katsir ibn Dhau ibn Katsir ibn Zara' al-Qurasyi al-Bashrawi ad-Dimasyiq asy-Syafi'i, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Ibn Katsir. Beliau dilahirkan di desa Mijdal, wilayah Bushra, sebelah timur Dasmaskus. Sedangkan tahun kelahirannya, para ahli sejarah Islam berbeda pendapat. al-Husaini, pengarang kitab Zailu Thabaqatil Hufadz mengatakan tahun kelahiran Ibn Katsir adalah 701 H. Ibn Hajar dalam kitab ad-Duraru al-Kaminah mengatakan tahun 700 atau lebih sedikit. Sedang as-Suyuti dalam Zailu Tazkiratil Hufadz mengatakan Ibn Katsir dilahirkan tahun 700 H.
Di antara tiga pendapat ini, yang menurut 'Ulama kontemporer lebih tepat adalah pendapat al-Husaini yang mengatakan tahun kelahiran Ibn Katsir pada 701 H/1301 M. Hal ini didasarkan pada fakta hidup Ibn Katsir dan al-Husaini yang semasa, kemudian dari penelusuran pernyataan Ibn Katsir sendiri dalam kitab karangannya al-Bidayah wa an-Nihayah bahwa beliau (Ibn katsir) tengah berusia tiga tahun di saat ayahnya wafat pada tahun 703 H.
Ibn Katsir rahimahullah adalah anak paling bungsu. Beliau dinamai Isma'il sesuai dengan nama kakaknya yang paling tua yang telah wafat sebelum beliau lahir. Ayah beliau, Syaikh Syihabuddin Abu Hafsh Umar ibn Katsir adalah 'Ulama yang faqih dan berpengaruh di daerahnya. Ketika ayahnya meninggal dunia, Ibn Katsir kemudian diasuh dan dididik oleh kakaknya yang bernama 'Abdul Wahab ibn Umar. Dan ketika berusia lima tahun, beliau dikirim oleh kakaknya ke Damaskus untuk menuntut ilmu-ilmu Islam. Dan dari Damaskus itulah, beliau kemudian memulai pengembaraannya untuk menuntut ilmu ke berbagai kota.
ad-Daawi dalam kitab Thabaqatu al-Mufassirin mengomentari masa muda Ibn Katsir yang rajin menuntut ilmu, ia berkata: "Ibn Katsir banyak menyimak pelajaran, semangat dalam menghafal matan hadits, menguasai ilmu sanad, rijal hadits dan sejarahnya, sehingga beliau benar-benar menjadi orang yang sangat menguasai ilmu-ilmu tersebut di saat usianya yang masih muda."
Wafatnya
Ibn Katsir rahimahullah wafat pada hari Kamis, 26 Sya'ban 774 H pada usia 74 tahun. Beliau dikuburkan di pemakaman shufiyah Damaskus, di sisi makam guru yang sangat dicintai dan dihormatinya yaitu Ibn Taimiyah rahimahullah.
Karya-Karyanya
Ibn Katsir rahimahullah adalah 'Ulama yang sangat produktif dalam karya, telah banyak karya-karya yang lahir dari tangan dan ketajaman berpikirnya. Di antara karya-karya beliau adalah :
Ilmu Tafsir
Ibn Katsir rahimahullah menulis tafsir Qur'an yang terkenal yang bernama Tafsir Ibn Katsir. Hingga kini, tafsir al-Qur'an al-Karim sebanyak 10 jilid ini masih menjadi bahan rujukan sampai sekarang dalam dunia Islam.
Di samping itu, beliau juga menulis buku Fadha'il al-Qur'an (Keutamaan al-Qur'an), berisi ringkasan sejarah al-Qur'an.
Beliau memiliki metode sendiri dalam bidang ini, yakni:
1. Tafsir yang paling benar adalah tafsir al-Qur'an dengan al-Qur'an sendiri.
2. Selanjutnya bila penafsiran al-Qur'an dengan al-Qur'an tidak didapatkan, maka al-Qur'an harus ditafsirkan dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebab menurut al-Qur'an sendiri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memang diperintahkan untuk menerangkan isi al-Qur'an.
3. Jika yang kedua tidak didapatkan, maka al-Qur'an harus ditafsirkan oleh pendapat para Sahabat karena merekalah orang yang paling mengetahui konteks sosial turunnya al-Qur'an.
4. Jika yang ketiga juga tidak didapatkan, maka pendapat dari para Tabi'in dapat diambil.
Ilmu Hadits
Ibn Katsir rahimahullah pun banyak menulis kitab ilmu hadits. Di antaranya yang terkenal adalah :
1. Jami' al-Masanid wa as-Sunan (Kitab Penghimpun Musnad dan Sunan) sebanyak 8 jilid, berisi nama-nama Sahabat yang banyak meriwayatkan hadits.
2. al-Kutub as-Sittah (Kitab-kitab Hadits yang Enam) yakni suatu karya hadits.
3. at-Takmilah fi Mar'ifat as-Sigat wa ad-Dhua'fa wa al-Mujahal (Pelengkap dalam Mengetahui Perawi-perawi yang Dipercaya, Lemah dan Kurang Dikenal).
4. al-Mukhtasar (Ringkasan) merupakan ringkasan dari Muqaddimmah-nya Ibn Salah
5. Adillah at-Tanbih li Ulum al-Hadits (Buku tentang Ilmu Hadits) atau lebih dikenal dengan nama al-Ba'its al-Hadits.
Ilmu Sejarah
Beberapa karya Ibn Katsir rahimahullah dalam ilmu sejarah ini antara lain :
1. al-Bidayah wa an-Nihayah (Permulaan dan Akhir) atau nama lainnya Tarikh Ibn Katsir sebanyak 14 jilid.
2. al-Fusul fi Sirah ar-Rasul (Uraian Mengenai Sejarah Rasul).
3. Thabaqat asy-Syafi'iyah (Peringkat-peringkat 'Ulama Mazhab Syafi'i).
Kitab sejarahnya yang dianggap paling penting dan terkenal adalah al-Bidayah wa an-Nahayah. Ada dua bagian besar sejarah yang tertuang menurut buku tersebut, yakni sejarah kuno yang menuturkan mulai dari riwayat penciptaan hingga masa kenabian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sejarah Islam mulai dari periode da'wah Nabi ke Makkah hingga pertengahan abad ke-8 H. Kejadian yang berlangsung setelah hijrah disusun berdasarkan tahun kejadian tersebut. Tercatat, kitab al-Bidayah wa an-Nihayah merupakan sumber primer terutama untuk sejarah Dinasti Mamluk di Mesir. Dan karenanya kitab ini seringkali dijadikan bahan rujukan dalam penulisan sejarah Islam.
Ilmu Fiqh
Dalam ilmu fiqh, Ibn Katsir rahimahullah juga tidak diragukan keahliannya. Oleh para penguasa, beliau kerap dimintakan pendapat menyangkut persoalan-persoalan tata pemerintahan dan kemasyarakatan yang terjadi kala itu. Misalnya saja saat pengesahan keputusan tentang pemberantasan korupsi pada tahun 1358 M serta upaya rekonsiliasi setelah perang saudara atau peristiwa Pemberontakan Baydamur pada tahun 1361 M dan dalam menyerukan jihad (1368 - 1369 M). Selain itu, beliau menulis buku terkait bidang fiqh didasarkan pada al-Qur'an dan hadits. Ibn Katsir rahimahullah wafat tidak lama setelah beliau menyusun kitab al-Ijtihad fi Thalab al-Jihad (Ijtihad Dalam Mencari Jihad).
Para Guru dan Muridnya
Ibn Katsir rahimahullah memiliki 16 orang guru seperti yang dituliskan dalam kitab Thabaqatul Mufassirin, mereka itu adalah sebagai berikut:
1. Syaikh Burhanuddin 'Abdurrahman al-Fazaari, terkenal dengan nama al-Farkah
2. Syaikh Kamaluddin ibn Qadhi Syuhbah
3. Syaikh Jamaluddin Abul Hajjaj Yusuf ibn az-Zaki al-Mizzi yang kemudian menjadi mertuanya
4. Syaikh Ibn Suwaid
5. Syaikh Qasim ibn Asaakir
6. Syaikh Ibn Sahnah
7. Syaikh Muhammad ibn Zuraad
8. Syaikh Ishaq al-Aamidi
9. Syaikh Ibn Raadhi
10. Syaikh Abu al-Fatah ad-Dabuusiy
11. Syaikh al-Waani
12. Syaikh al-Hutni
13. Syaikh Ibn Taimiyah
14. Syaikh al-Ashfahaani
15. Syaikh al-Hajjaar
16. Syaikh az-Zahabi
Murid-murid Beliau
Sejak muda Ibn Katsir rahimahullah telah menduduki banyak jabatan penting di bidang pendidikan, beliau juga menjadi guru besar di Masjid Umayyah Damaskus. Sedang terkait dalam jumlah murid-muridnya, kitab sejarah tidak banyak menyebutkan secara jelas jumlah muridnya, yang pasti Ibn Katsir memiliki murid yang sangat banyak. Hal ini karena beliau pernah menjabat sebagai guru besar pada sebuah sekolah Daarul Hadits al-Asyrafiyyah setelah wafatnya Imam Subkhi.
Di antara nama muridnya yang terkenal adalah Syaikh Syihabuddin ibn Hijji.
Sifat dan Kedudukan Ilmunya
adz-Dzahabi berkata tentang sifat Ibn Katsir: "Ia pandai memberikan fatwa, juga dalam berdebat, menguasai fiqh, tafsir, nahwu, dan sangat menguasai ilmu rijal hadits...."
adz-Dzahabi juga mengatakan dalam Thabaqatul Hufadz: "Ibn Katsir seorang yang ahli fiqh yang sangat teliti, ahli hadits yang cermat, dan ahli tafsir yang sangat kritis."
ad-Dawi dalam Thabaqatul Mufassirin mengatakan: "Ibn Katsir adalah
panutan para 'Ulama dan para hufadz
hadits, serta rujukan para ahli
semantik..."
Sebagaimana juga dikatakan oleh muridnya sendiri Ibn Hijji: "Ibn Katsir adalah orang yang paling hafal atas matan-matan hadits, yang paling tahu takhrij hadits-haditsnya, semua orang dari murid dan gurunya mengetahui realita ini, sering pula dalam tulisannya beliau menyertakaan pengetahuannya tentang fiqh dan sejarah, jarang sekali lupa, seorang ahli fiqh yang sangat baik pemahamannya, pemikirannya sangat cerdas, beliau telah hafal kitab tanbih sampai beliau meninggal, memahami ilmu bahasa Arab secara luar biasa, juga pembuat syair yang indah, tidak pernah aku merasa sering bertemu dengannya kecuali aku selalu mendapatkan manfaat dari dirinya."
Imam asy-Syaukani dalam al-Badru ath-Thaali berkata: "Ibn Katsir sangat pandai dalam fiqh, tafsir, nahwu, sangat faham dalam ilmu rijal hadits, selain mengajar beliau juga memberikan fatwa."
Demikian biografi singkat al-Imam al-Hafizh al-Hujjah al-Muarrikh ats-Tsiqah Imaduddin Abu al-Fida' Isma'il ibn Umar ibn Katsir rahimahullah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai beliau dan menempatkan beliau pada kedudukan yang tinggi di sisi Rabbnya. Amiin.