17.12.11

as-Sabiqun al-Awwalun, Pemeluk Islam Pertama

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. at-Taubah: 100).

Pada awal mulanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menampakkan Islam kepada orang-orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga dan Sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini kepada Islam, juga menyeru siapa pun yang dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal beliau secara baik, yaitu mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, dan mereka mengenal kejujuran dan kelurusan beliau.

Maka mereka yang diseru ini langsung memenuhi seruan beliau, karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan kejujuran pengabaran yang beliau sampaikan. Dalam Tarikh Islam, mereka dikenal dengan sebutan as-Sabiqun al-Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam).

Mereka adalah:
1. Istri beliau, Ummul Mu'minin Khadijah binti Khuwailid
2. Pembantu beliau, Zaid ibn Haritsah ibn Syurahbil al-Kalbi. (Dulunya dia merupakan tawanan lalu dijadikan budak dan dimiliki Khadijah. Kemudian Khadijah memberikannya kepada Rasulullah. Bapak dan pamannya pernah menemuinya untuk dibawa kembali ke tengah kaumnya. Namun dia lebih suka memilih hidup bersama Rasulullah. Beliau mengangkatnya sebagai anak layaknya anak kandung seperti yang biasa berlaku di kalangan Bangsa Arab. Sehingga dikatakan, "Zaid ibn Muhammad". Hingga datang Islam yang menghapus anak angkat)
3. Anak paman beliau, 'Ali ibn Abi Thalib, yang saat itu 'Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau dan Sahabat karib beliau.
4. Abu Bakar ash-Shiddiq.
Mereka ini masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai mereka semua.

Abu Bakar ash-Shiddiq sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenanginya, karena dia dikenal sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan orang lain. Maka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu :
1. 'Utsman ibn 'Affan al-Umawi
2. az-Zubair ibn al-Awwam al-Asadi
3. 'Abdurrahman ibn Auf
4. Sa'ad ibn Abi Waqqash az-Zuhriyah
5. Thalhah ibn Ubaidillah at-Taimi
Mereka ini adalah orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai mereka semua.

Sahabat-sahabat lain yang juga lebih dahulu masuk Islam adalah :
1. Bilal ibn Rabbah al-Habsyi
2. Abu Ubaidah Amir ibn al-Jarrah dari Bani al-Harits ibn Fihr
3. Abu Salamah ibn 'Abdul Asad
4. Abu 'Abdillah al-Arqam ibn Abi al-Arqam al-Makhzum
5. 'Utsman ibn Mazh'un dan kedua saudaranya, Qudamah dan 'Abdullah
6. Ubaidah ibn al-Harits ibn al-Muththalib ibn 'Abdi Manaf
7. Sa'id ibn Zaid al-Adawi dan istrinya, Fathimah binti al-Khaththab al-Adawiyyah, saudara Umar ibn al-Khaththab
8. Khabbab ibn al-Aratt
9. 'Abdullah ibn Mas'ud al-Hudzali
10. dan masih banyak lagi.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai mereka semua.

Mereka ini juga disebut "as-Sabiqun al-Awwalun", yang semuanya berasal dari kabilah Quraisy. Ibn Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari 40 orang. Namun siapa-siapa yang selain disebutkan di atas perlu diteliti lagi. (Lihat Sirah an-Nabawiyah, Ibn Hisyam [1/245-262]).

Ibn Hisyam pernah menulis 40 nama as-Sabiqun al-Awwalun. Ia menulis Khadijah binti Khuwailid dalam nomor urut pertama, Asma' binti Abu Bakar di nomor urut 18, dan 'Aisyah binti Abu Bakar di nomor urut 19. Umar ibn Khaththab berada jauh di bawah 'Aisyah. (Sirah an-Nabawiyah, Ibn Hisyam [1/245-262]).

Yang termasuk as-Sabiqun al-Awwalun adalah sebagai berikut:
- Khadijah binti Khuwailid
- Zaid ibn Haritsah
- 'Ali ibn Abi Thalib
- Abu Bakar ash-Shiddiq
- Bilal ibn Rabbah
- Ummu Aiman
- Hamzah ibn 'Abdul Muththalib
- 'Abas ibn 'Abdul Muththalib
- 'Abdullah ibn 'Abdul Asad
- Ubay ibn Ka'ab
- 'Abdullah ibn Rawahah
- 'Abdullah ibn Mas'ud
- Mus'ab ibn Umair
- Mua'dz ibn Jabal
- 'Aisyah binti Abu Bakar
- Umar ibn Khaththab
- 'Utsman ibn 'Affan
- Arwa' binti Kuraiz
- az-Zubair ibn al-Awwam
- 'Abdurrahman ibn Auf
- Saad ibn Abi Waqqash
- Thalhah ibn Ubaidillah
- 'Abdullah ibn Umar
- Miqdad ibn Aswad
- Abu 'Abdillah al-Arqam ibn Abi al-Arqam
- Mu'awiyah ibn Abu Sufyan
- Yasir ibn Amir
- Ammar ibn Yasir
- Sumayyah binti Khayyat
- Amr ibn 'Abdullah
- Ja'far ibn Abi Thalib
- Khabbab ibn 'Art
- Ubaidah ibn Harits
- Ummu al-Fadl Lubaba
- Shafiyyah
- Asma' binti Abu Bakar
- Fathimah binti Khaththab
- Suhayb ar-Rummi
(radhiyallahu 'anhum ajma'in)

Ibn Ishaq berkata, "Setelah itu banyak orang yang masuk Islam, baik laki-laki maupun wanita, sehingga nama Islam menyebar di seluruh Makkah dan banyak yang memblcarakannya."

Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui mereka dan mengajarkan agama secara sembunyi-sembunyi dan secara perorangan. Wahyu diturunkan sedikit demi sedikit lalu berhenti setelah turunnya awal Surat al-Muddatstsir. Ayat-ayat dan potongan surat yang turun saat itu berupa ayat-ayat pendek, dengan penggalan-penggalan kata yang indah menawan dan sentuhan lembut, sesuai dengan iklim yang juga lembut pada saat itu, berisi sanjungan mensucikan jiwa dan celaan mengotorinya dengan keduniaan, berisi ciri-ciri surga dan neraka. yang seakan-akan keduanya tampak di depan mata, membawa orang-orang Mu'min ke dunia lain tidak seperti dunia yang ada pada saat itu.

Di antara wahyu yang pertama-tama turun adalah perintah shalat. Muqatil ibn Sulaiman berkata, "Allah mewajibkan shalat dua raka'at pada pagi hari dan dua raka'at pada petang hari pada masa awal Islam, yang didasarkan pada firman Allah, 'Dan, bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu pagi petang.' (QS. al-Mukmin: 55)."

Ibn Hajar menuturkan, sebelum Isra' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah pernah shalat, begitu pula para Sahabat. Tapi terdapat perbedaan pendapat, adakah shalat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu ataukah tidak? Ada yang berpendapat, yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari.

al-Harits ibn Usamah meriwayatkan dari jalan Ibn Luhai'ah secara maushul dari Zaid ibn Haritsah radhiyallahu 'anhu, bahwa pada awal-awal turunnya, Jibril mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengajarkan wudhu' kepada beliau. Seusai wudhu', beliau mengambil seciduk air lalu memercikkan ke kemaluan. Ibn Majah juga meriwayatkan hal ini dengan makna yang serupa. Juga diriwayatkan dari al-Barra' ibn Azib dan Ibn 'Abbas di dalam hadits Ibn 'Abbas, dan hal itu termasuk kewajiban yang pertama diturunkan. (Mukhtashar Siratir-Rasul, an-Najdy [88]).

Ibn Hisyam menyebutkan, bahwa jika tiba waktu shalat, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabat pergi ke tempat yang terpencil lalu secara sembunyi-sembunyi mengerjakan shalat, agar tidak dilihat kaumnya. Suatu kali Abi Thalib melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat bersama 'Ali. Maka Abi Thalib menanyakan shalat itu. Setelah mendapat penjelasan yang cukup memuaskan, Abi Thalib menyuruh beliau dan 'Ali agar menguatkan hati. (Sirah an-Nabawiyah, Ibn Hisyam [1/2477]).

Setelah melihat beberapa kejadian di sana-sini, ternyata dakwah Islam sudah didengar orang-orang Quraisy pada tahapan ini. sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun mereka tidak ambil peduli.

Imam al-Ghazali rahimahullah menuturkan. kabar tentang dakwah Islam ini sudah mulai menyebar di kalangan orang-orang Quraisy, namun mereka tidak ambil peduli. Sebab mereka mengira bahwa Muhammad hanya salah seorang di antara mereka yang peduli terhadap urusan agama, yang suka berbicara tentang masalah ketuhanan dan hak-haknya, seperti yang biasa dilakukan Umayyah ibn ash-Shallat, Qus ibn Sa'idah, Amr ibn Nufail dan orang-orang yang lain. Tapi lama-kelamaan ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka karena pengaruh tindakan beliau. Oleh karena itu mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau.

Madrasah Pertama

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mulai merasa perlu mencari sebuah tempat bagi para pemeluk Islam dapat berkumpul bersama. Di tempat itu akan diajarkan kepada mereka tentang prinsip-prinsip Islam, membacakan ayat-ayat al-Qur'an, menerangkan makna dan kandungannya, menjelaskan hukum-hukumnya dan mengajak mereka untuk melaksanakan dan mempraktekkannya.

Pada akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memilih sebuah rumah di bukit Shafa milik Abu 'Abdillah al-Arqam ibn Abi al-Arqam. Semua kegiatan itu dilakukan secara rahasia tanpa sepengetahuan siapa pun dari kalangan orang-orang kafir.

Rumah Abu 'Abdillah al-Arqam ibn Abi al-Arqam ini merupakan Madrasah pertama sepanjang sejarah Islam, tempat ilmu pengetahuan dan amal shaleh diajarkan secara terpadu oleh sang guru pertama, yaitu Muhammad Rasulullah. Beliau sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan di sana.

Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang Mu'min yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.

Penyampaikan dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menampakkan dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebathilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka.

* Sumber artikel:
1. SobatMuslim.com; Jihad Untuk Berdakwah
2. Wikipedia; Pemeluk Islam Pertama



FeedCount

Cari artikel di blog ini

Loading

Ikuti via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template