4.1.12

Ahlul Bait : al-Imam as-Sayyid al-Hasan radhiyallahu 'anhuma

Nama Lengkap

Nama lengkap beliau adalah al-Hasan ibn 'Ali ibn Abi Thalib ibn 'Abdul Muththalib ibn Hasyim ibn 'Abdi Manaf ibn Qushay al-Qurasyi al-Hasyimiy. Kunyahnya adalah Abu Zaid. Beliau adalah seorang imam yang mulia, cucu kesayangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di samping al-Husain radhiyallahu 'anhuma. Ayahnya adalah 'Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu 'anhu dan ibunya yaitu Fathimah binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Nama al-Hasan pertama kali digunakan untuk beliau dan diberikan langsung oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau mempunyai banyak gelar, di antaranya adalah al-Imam as-Sayyid, Raihanatu Rasulullah, serta Sayyidu Sabab Ahlul Jannah (pemimpin pemuda ahli surga), beliau juga bergelar Abu Muhammad al-Qurasyi al-Hasymi al-Madani asy-Syahid.

Beliau dilahirkan pada bulan Sya'ban tahun ke-3 dari hijrahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ada juga yang mengatakan beliau dilahirkan pada pertengahan bulan Ramadhan, dan beliau di-aqiqahi langsung oleh Rasulullah dan juga memotong rambutnya, sebagaimana yang tertera dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu dengan sanad yang shahih: "Rasulullah meng-aqiqahi al-Hasan dengan domba, dan juga kepada al-Husain." (HR. Abu Daud [2841]).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat mencintai dan menyayangi kedua cucunya ini.

Dari 'Abdullah ibn Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang al-Hasan dan al-Husain, "Mereka berdua adalah dua orang anakku. Barangsiapa mencintai mereka berdua, berarti mencintai aku, dan barangsiapa membenci mereka berdua, berarti membenciku."

Bahkan Rasulullah pernah mendo'akannya kepada Allah yang tidak pernah seorangpun pernah mendapat do'a seagung ini.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a, "Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia dan cintailah orang-orang yang mencintainya." (HR. Tirmidzi [3782]).

al-Hasan dan al-Husain adalah penghulu dari para pemuda di surga.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Sahabat Hudzaifah radhiyallahu 'anhu, "Wahai Hudzaifah sesungguhnya telah datang Jibril kepadaku, dia menyampaikan kabar gembira kepadaku, bahwa kedua cucuku ini (al-Hasan dan al-Husain) penghulu pemuda di surga." (Diriwayatkan oleh Ahmad [4/172], Ibn Majah [3666], Baihaqi, dalam kitab Asma' wa Sifat [164]).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya siapakah orang yang paling beliau cintai dari keluarga beliau. Beliau bersabda, "al-Hasan dan al-Husain." (Diriwayatkan oleh Tirmidzi [3772]).

Kecintaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada cucunya al-Hasan ibn 'Ali radhiyallahu 'anhuma terlihat jelas bahkan ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan shalat, yang mana ketika itu al-Hasan naik ke punggung Rasulullah ketika dalam keadaan sujud, akan tetapi Rasulullah menunggunya hingga ia pergi dan menyingkir dari punggung Rasulullah tersebut, dan setelah selesai menjalankan shalat para Sahabat berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, engkau lama dalam sujud, ada apa gerangan?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sesungguhnya cucuku menaikiku, dan aku tidak suka apabila aku mendorongnya sampai ia selesai melaksanakan hajatnya kepadaku." (Dalam Musnad [3/493-494], Nasa'i [2/229-230]). Dan dalam riwayat lain Sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, engkau sungguh sangat menyayangi anak ini yang tidak engkau lakukan kepada yang lainnya."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata tentang al-Hasan dan al-Husain radhiyallahu 'anhuma, "al-Hasan adalah seperti aku dan al-Husain seperti 'Ali." (Mu'jam Thabrani [2622]).

al-Hasan ibn 'Ali radhiyallahu 'anhuma adalah sosok yang sangat dermawan, ketaqwaannya adalah yang terbaik di zamannya, bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa 'al-Hasan adalah orang yang akan menjadi penyelesai masalah antara dua kelompok kaum Muslimin.

Dari Abi Ishaq, dari Haritsah, beliau berkata bahwa 'Ali radhiyallahu 'anhu pernah berseru, "Wahai manusia sesunguhnya al-Hasan telah mengumpulkan harta yang banyak, dan ia ingin membagikannya kepada kalian." Maka berdatanganlah manusia, kemudian al-Hasan berkata, "Sesungguhnya aku mengumpulkan harta selama ini hanya untuk orang faqir miskin." (Tahjib Ibn Asakir [4/217]).

Diriwayatkan bahwa al-Hasan radhiyallahu 'anhuma pernah membagi-bagikan hartanya seluruhnya sebanyak dua kali dan membagikan sebagian dari hartanya sebanyak tiga kali. (Siyar A'lam Nubala' [3/267]).

Bahkan beliau pernah memberi hadiah kepada orang yang telah melengserkan beliau dari kekhalifahan yaitu Mu'awiyah ibn Abu Sufyan radhiyallahu 'anhu dengan hadiah yang tidak pernah beliau berikan kepada seorangpun yaitu 400.000 dinar.

Diriwayatkan dari Mughayyirah ibn Muqsim dari Ummu Musa bahwasanya al-Hasan radhiyallahu 'anhuma apabila beranjak hendak ke tempat tidurnya beliau menuntaskan membaca surat al-Kahfi terlebih dahulu sebelum tidur.

Bahkan diriwayatkan bahwa beliau pergi haji sebanyak 15 kali dengan berjalan kaki.

al-Hasan radhiyallahu 'anhuma pernah jatuh sakit selama sebulan, kamudian beliau paksa dirinya agar bisa berkhutbah di depan umum, beliau berkata, "Bertaqwalah kepada Allah, aku adalah pemimpin kalian dan aku juga adalah orang yang paling lemah di antara kalian, dan Allah pernah berfirman tentang kami: 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya'." Maka yang terjadi adalah jama'ah yang mendengar itu semuanya menjadi menangis dan suasana menjadi hiruk pikuk dengan suara tangis yang banyak.

Beliau dikenal di kalangan kawan dan musuh sebagai orang yang pandai dalam bertutur kata dan berdebat, Mu'awiyah pernah berpesan kepada para sahabatnya agar tidak melakukan perdebatan kepada al-Hasan ibn 'Ali radhiyallahu 'anhuma karena kecakapan beliau dan kejeniusan serta mengeluarkan ide secara spontanitas.

al-Hasan radhiyallahu 'anhuma juga dikenal sebagai pemimpin berkat mewarisi tabiat ayahnya yang merupakan seorang Khalifah Rasulullah yang keempat, 'Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Beliau juga pernah menjabat sebagai khalifah mengantikan ayahnyanya pasca terbunuhnya ayahnyanya di tangan orang munafiq pada tahun 40 H. Saat itu beliau dibai'at lebih dari 40000 orang, akan tetapi dengan pertimbangan kemaslahatan bagi ummat Islam agar tidak terjadinya perpecahan dan pembunuhan serta peperangan di kalangan ummat Islam beliau rela turun dari jabatannya setelah 6 bulan menjabat, kemudian tampuk kekuasaan diserahkan kepada Mu'awiyah ibn Abu Sufyan. Pada tahun itu disebut dengan Amm Jama'ah (Tahun persatuan jama'ah kaum Muslimin).

Maka benarlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan beliau sebagai penyatu ummat Islam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Cucuku ini adalah pemimpin (sayyid), semoga kelak Allah mendamaikan dengan perantaranya dua kelompok besar kaum Muslimin."

Selama hidupnya, al-Hasan ibn 'Ali radhiyallahu 'anhuma telah meriwayatkan 13 hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau wafat di Madinah pada tahun 50 H, dan jasadnya dimakamkan di Baqi', Madinah.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai al-Hasan ibn 'Ali dan menempatkan beliau pada kedudukan yang tinggi di sisi Rabb-Nya. Amiin.




FeedCount

Cari artikel di blog ini

Loading

Ikuti via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template